Minggu, 08 Agustus 2010

Selamat Berdemokrasi

Untuk kedua kalinya, sekolahku menggelar pesta demokrasi dalam bentuk pilihan langsung wakil kepala sekolah. Proses pilihan dilaksanakan dalam sidang pleno dengan peserta segenap guru dan karyawan dengan dipimpin oleh KPU Sekolah.

Lancar. Tidak ada money politic. Tidak ada anarkhi. Semua berjalan enjoy. Satu poin sudah, kita telah menunjukkan kedewasaan berdemokrasi. Namu, masih ada poin-poin lain yang harus kita penuhi. Kita harus siap menerima hasil pemilihan secara legawa, siapa pun yang jadi. Tak ada istilah jegal menjegal. Sementara itu, bagi yang ketiban sampur juga begitu. Tidak boleh pilih kasih dengan membeda-bedakan siapa yang mendukung dirinya dan siapa yang tidak. Semua harus dilayani sama.

Hal-hal yang saya sebutkan ini rasanya penting untuk ditindaklanjuti. Sebab kalau tidak, sekolah justru akan tergerumus dalam pikiran sempit dan kotak-kotak. Jangan sampai, dech, ini terjadi.

Maju terus. Sekali lagi selamat. Selanjutnya wakasek terpilih mesti menuyusun RAPBS yang aspiratif.

Puisi Kemerdekaan

Mulyoto

Setiap tahun sekali hatiku tergetar entah kenapa
Padahal pohon jati yang luruh di depan rumah
masih seperti dulu juga
Angin yang gemuruh, masih tetap gaduh

Ini bulan Agustus, Papa
Bulan kemerdekaan
bulan di mana angin heroisme menelusup ke benak anak bangsa
kata Putri
Lalu anakku yang nol kecil menyanyi dengan semangat
lagu 17 Agustus
Ditentengnya delapan tas hadiah jalan santai tadi pagi
Tiba-tiba kulukis dalam mataku gemuruh perang di masa revolusi
juga detik-detik saat Soekarno-Hatta membacakan proklamasi

Merdeka
Merdeka
Merdeka