Judul Buku :
Lelakiku, di Antara Hujan & Kenangan (Kumpulan Cerpen)
Penulis :
Hazuki Auryn, dkk
Penerbit :
Indie Publishing
Cetakan :
Pertama Mei 2013
Tebal :
257 halaman
Peresensi : Mulyoto M
Hampir bagi setiap orang, hujan membawa kesan
khusus, baik kesan indah, maupun kesan buruk yang terkait dengan pengalaman
hidup mereka. Tetes-tetes air yang jatuh dari langit itu akan membentuk
garis-garis lurus yang menghunjam bumi dan menciptakan suara khas. Dalam sketsa
garis-garis dan dalam suara gemuruh hujan, akan muncul berbagai cerita yang
wujudnya sesuai dengan pengalaman masing-masing orang.
Dalam buku ini disajikan cerita-cerita romantis
yang terkait dengan fenomena alam itu dari berbagai penulis dengan latar
belakang yang beragam. Ada 32 penulis di
buku ini yang berbagi cerita romantis, masing-masing sesuai dengan pengalaman
mereka.
Cerpen-cerpen ini lahir dari proses seleksi
yang ketat dalam PEDAS Event VII-Lomba Menulis Cerpen Romantis (LMCR) bertema
Lelaki dan Hujan, sebuah ajang lomba menulis cerpen yang diselenggarakan oleh
Grup Kepenulisan PEDAS-Penulis dan Sastra di Facebook.
Sebagai hasil dari sebuah proses seleksi yang
ketat, cerpen-cerpen dalam buku ini tampak sangat matang. Tidak itu saja,
cerpen-cerpen itu juga menawarkan inspirasi kepada pembaca. Simak salah satu
cuplikan cerpen berikut.
Nita menyahutinya dengan senyuman yang bahagia, kemudian ditatapnya
pelangi sehabis hujan tadi dari balik rumah Roni. Rencana Tuhan memang selalu
indah. (Pelangi
Sehabis Hujan, Brenda Fiona Hitipew).
Coba simak juga paragraf terakhir dari cerpen
karya May Valentine berjudul Menanti Sayap Pelangi di Januari berikut.
Esok hari, akan kubuktikan pada dunia bahwa Roni Ginanjar Satriani bukan
lagi si lelaki menyedihkan yang mengais duka di antara rinai hujan. Nita harus
tahu kalau dialah pelangi terindah yang kutemukan di akhir Januari.
Ini lagi.
Satu hal yang kupelajari dari mencintainya adalah tetap setia menunggunya
dan tak akan lelah menunggunya sampai ia kembali. Tak pernah lelah aku
mencintainya, karena aku tak punya pilihan lain selain mencintainya. Dia adalah
belahan jiwaku yang datang melalui embusan angin. Walaupun suatu saat ia pergi,
ia pasti akan kembali lagi padaku… (Lewat Embusan Angin, Restu Fajriazmi).
Hampir semua rasa yang bisa muncul dalam rinai
hujan ada dalam cerpen-cerpen di buku ini: rindu, duka, cinta, setia, ceria, gairah
hidup, dan lain-lain. Semuanya diracik dalam kisah yang sarat dengan
romantisme. Hal ini akan membuat pembaca betah untuk mencicipi cerita demi
cerita.
Ada yang sangat menonjol dari buku ini: meski
buku ini terbit secara indie, kualitas cetakannya sangat mewah, bahkan bisa lebih
mewah daripada buku-buku lain yang terbit secara mayor. Yang juga sangat
menonjol adalah kualitas editing.
Hampir tidak ditemukan adanya kesalahan EYD, atau kesalahan tulis. Lay out-nya juga rapi dan ada
konsistensi dalam keseluruhan buku.
Sedikit kekurangannya barangkali adalah
kesamaan nama tokoh utama dari setiap cerpen. Roni dan Nita merupakan dua tokoh
utama yang selalu ada dalam setiap cerpen. Kadang ini cukup mengganggu, saat
pembaca sudah menyelami karakter Roni dan Nita dalam sebuah cerpen, tiba-tiba
dia harus menyiapkan diri untuk menerima tokoh Roni dan Nita dengan karakter
yang jauh berbeda. Tapi hal ini bisa
disiasati dengan membaca satu cerpen dalam satu saat. Pembaca harus menyelesaikan
satu cerita pada saat tertentu, lalu membaca cerita lainnya pada saat yang
lain. Dan ini cukup memungkinkan karena tiap cerpen menyajikan kisah yang cukup
panjang.
Buku ini sangat layak kita sambut kehadirannya
sebagai bacaan sastra yang bermutu yang akan memperkaya aspek kemanusiaan kita.
[]