Minggu, 08 Agustus 2010

Puisi Kemerdekaan

Mulyoto

Setiap tahun sekali hatiku tergetar entah kenapa
Padahal pohon jati yang luruh di depan rumah
masih seperti dulu juga
Angin yang gemuruh, masih tetap gaduh

Ini bulan Agustus, Papa
Bulan kemerdekaan
bulan di mana angin heroisme menelusup ke benak anak bangsa
kata Putri
Lalu anakku yang nol kecil menyanyi dengan semangat
lagu 17 Agustus
Ditentengnya delapan tas hadiah jalan santai tadi pagi
Tiba-tiba kulukis dalam mataku gemuruh perang di masa revolusi
juga detik-detik saat Soekarno-Hatta membacakan proklamasi

Merdeka
Merdeka
Merdeka

Tidak ada komentar: