Mulyoto
Demokrasi di sekolah mensyaratkan adanya arus balik kehendak dan pikiran dari grasroot -guru, siswa dan orang tua- dalam keseluruhan proses pendidikan. Singkatnya, butuh media penyalur aspirasi dari setiap komponen pendidikan dalam menentukan roda sekolah. Bagaimna caranya? Pada momen apa?
Menjawab pertanyaan di atas terasa rada-rada susah sebab memang tidak ada agenda baku yang mempertemukan pikiran dalam suatu dialektika yang damai dan alami. Dalam konteks inilah saya sangat berharap adanya peran jurnalistik sekolah. Majalah sekolah sebagai produk jurnalistik hendaknya bisa menjadi media alternatif penyalur aspirasi itu. jadi, majalah sekolah tidak hanya mengembangkan bakat kepenulisan anak didik, melainkan yang paling penting menjadi sebuah pilar demokrasi di sekolah?
Apakah ini terlalu utopis? Entahlah. Yang jelas kita butuh suasana dialogis, bukan komunikasi satu arah saja. Bagaimana pendapat Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar