Untuk kedua kalinya, sekolahku menggelar pesta demokrasi dalam bentuk pilihan langsung wakil kepala sekolah. Proses pilihan dilaksanakan dalam sidang pleno dengan peserta segenap guru dan karyawan dengan dipimpin oleh KPU Sekolah.
Lancar. Tidak ada money politic. Tidak ada anarkhi. Semua berjalan enjoy. Satu poin sudah, kita telah menunjukkan kedewasaan berdemokrasi. Namu, masih ada poin-poin lain yang harus kita penuhi. Kita harus siap menerima hasil pemilihan secara legawa, siapa pun yang jadi. Tak ada istilah jegal menjegal. Sementara itu, bagi yang ketiban sampur juga begitu. Tidak boleh pilih kasih dengan membeda-bedakan siapa yang mendukung dirinya dan siapa yang tidak. Semua harus dilayani sama.
Hal-hal yang saya sebutkan ini rasanya penting untuk ditindaklanjuti. Sebab kalau tidak, sekolah justru akan tergerumus dalam pikiran sempit dan kotak-kotak. Jangan sampai, dech, ini terjadi.
Maju terus. Sekali lagi selamat. Selanjutnya wakasek terpilih mesti menuyusun RAPBS yang aspiratif.
2 komentar:
Salam kenal
Salam kenal juga. Siapa ini ya?
Posting Komentar